Senin, 15 September 2014


Restoran Pongek Situjuah Payakumbuh

Restoran Pongek Situjuah Payakumbuh
Rumah Makan Pangek Situjuah Payakumbuh menghidangkan berbagai masakan lezat dan gurih, termasuk berbagai masakan pangek (gulai) yang berbumbu khas dan bercita rasa berani.

Nikmatnya Gulai di Pangek Situjuah Payakumbuh
Apakah Anda termasuk doyan memilih menu gulai saat makan di restoran Padang? Kalau begitu, Anda harus mengunjungi restoran Pangek Situjuah Payakumbuh, sebuah restoran yang terletak di area wisata payakumbuh, tepat di tepi jalan raya dan dikelilingi pemandangan pepohonan yang asri. Sesuai namanya, restoran ini menghidangkan berbagai hidangan pangek atau pongek alias gulai dengan bermacam variasi. Walaupun ada hidangan lainnya yang bisa dipilih, hidangan serba gulai ini termasuk yang paling banyak diserbu oleh pengunjung.

Serba-serbi Gulai di Pangek Situjuah Payakumbuh
Restoran Pangek Situjuah Payakumbuh yang selalu ramai saat jam makan siang dan akhir pekan ini menghidangkan berbagai jenis gulai sebagai menu andalannya. Anda bisa memilih antara pangek kambiang alias gulai kambing yang empuk, pangek lauak alias gulai ikan yang sangat khas Sumatra Barat, dan pangek daging sapi yang gurih. Layaknya semua gulai asli Sumatra Barat, bumbunya sangat berani, gurih dan terasa agak pedas.

Makan pangek di restoran Pangek Situjuah Payakumbuh paling cocok dengan ditemani nasi hangat dan sambal khas restoran ini, yaitu sambalado boluk atau sambal belut yang pedas dan gurih, serta sambalado tanak alias sambal rebus yang nampaknya simpel tetapi super pedas. Paduan gurih dan pedas ini cocok sekali untuk menghangatkan badan di sejuknya daerah Payakumbuh.

Anda yang ingin mencoba hidangan lain selain gulai juga bisa memesan masakan khas lainnya seperti dendeng balado yang khas, panggang lauak (ikan), ayam bakar dan belut balado. Untuk minumannya, Anda bisa mencoba minuman khas di Sumatra Barat yaitu teh telur alias teh talua. Minuman ini terdiri teh manis kental yang dicampur dengan kuning telur ayam kampung, yang sebelumnya sudah dikocok bersama gula pasir dan ditambah bubuk cokelat atau susu.

Makan Enak dan Panorama Indah Payakumbuh
Jika Anda makan di Restoran Pangek Situjuah Payakumbuh, Anda akan mendapatkan beberapa bonus: makanan yang enak, minuman khas dan pemandangan sekitar yang sangat asri dengan sawah serta pohon hijau. Makanan yang bumbunya serba gurih dan pedas ini sangat cocok untuk menangkal udara dingin di lembah sekitarnya. 
 
 

Kelok 9-Objek Wisata Alam Payakumbuh

Kelok 9-Objek Wisata Alam Payakumbuh
Kelok 9 Payakumbuh bukan hanya jalan berkelok yang menghubungkan jalur lintas tengah dan timur Sumatra, melainkan juga objek wisata alam dengan panorama yang memukau.

Jalan kelok 9 adalah ruas jalan berkelok yang menghubungkan antara Payakumbuh dan Pekanbaru atau penghubung antar Propinsi Riau dengan Propinsi Sumatra Barat. Jalan kelok 9 ini terletak di Kabupaten 50 Kota, yaitu sekitar 30 Km dari kota Payakumbuh menuju Propinsi Riau. Keistimewaan jalan ini bukan hanya sebagai sarana yang memudahkan transportasi antar propinsi masyarakat melainkan juga tempat wisata alam yang menawarkan pemandangan pegunungan yang sangat indah.

Tahukah Anda bahwa jalan kelok 9 ini berusia lebih tua dari pada tanah air kita? Jalan ini dibangun pada masa penjajahan Hindia-Belanda antara tahun 1908 hingga 1914. Jalan dengan panjang 300 m dan lebar sekitar 5 m ini terletak di perbukitan yang merupakan cagar alam, yaitu cagar alam Air Putih dan cagar alam Harau sehingga masyarakat yang melintasi kelok 9 Payakumbuh ini dapat sekaligus melihat pemandangan alam perbukitan hijau yang menyejukkan. Oleh karena itu, jalan berkelok berjumlah 9 yang menjadi asal-usul penyebutan namanya ini sering digunakan sebagai tempat singgah para pengendara yang menempuh perjalanan dari Riau menuju Sumatra Barat, apalagi di lokasi wisata ini juga terdapat banyak warung kecil  yang menjajakan makanan.  

Jembatan Kelok 9
Bertambahnya jumlah kendaraan terutama pada waktu musim mudik lebaran dan ditambah dengan medan yang sulit menyebabkan sering terjadi kemacetan di daerah ini, sehingga pada tahun 2003 pemerintah memutuskan untuk membangun mega proyek jembatan kelok 9. Saat ini jembatan tersebut telah selesai dibangun dan telah digunakan pada arus mudik lebaran pada tahun ini namun baru akan diresmikan pada bulan Oktober mendatang oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jembatan Kelok 9 kebanggaan masyarakat Minang ini disebut-sebut sebagai monumen infrastruktur Sumatra Barat sekaligus tempat wisata untuk menikmati panorama perbukitan dan hutan lindung atau cagar alam. 

Setelah jembatan kelok 9 yang panjangnya mencapai 2537 m ini selesai dibangun, pemerintah berencana untuk menjadikan ruas jalan yang lama sebagai objek wisata alam untuk menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara. 
 
 

Koto Nan Ampek Tujuan Liburan Berkesan di Sumatra Barat

Sumatra Barat merupakan salah satu obyek wisata yang populer di Indonesia, terutama untuk para penggemar wisata budaya. Banyak daerah di propinsi ini yang masih sangat melestarikan peninggalan sejarah serta tradisinya. 

Cara Menuju Koto Nan Ampek
Anda bisa memulai perjalanan ke Koto Nan Ampek dari Padang atau Bukittinggi. Koto Nan Ampek berlokasi sekitar 122 kilometer dari ibukota propinsi Padang dan 22 kilometer dari Bukittinggi. Anda bisa memanfaatkan kendaraan travel atau mobil sewaan untuk mencapainya. Karena Koto Nan Ampek merupakan tujuan liburan yang mulai terkenal, pemerintah Sumatera Barat telah meresmikan terminal Koto Nan Ampek yang semakin memudahkan para turis untuk bisa mencapai tempat ini. 

Obyek Wisata Menarik di Koto Nan Ampek
Ada dua obyek wisata yang wajib Anda lihat di Koto Nan Ampek, yaitu:

1. Masjid Gadang Balai Nan Duo.
Masjid ini adalah salah satu peninggalan bersejarah yang dibanggakan masyarakat perkampungan Koto Nan Ampek. Masjid dengan desain khas bangunan Minangkabau ini masih dipertahankan bentuk dan material aslinya (kecuali atapnya yang diganti dari ijuk menjadi seng). Di dalam masjid ini juga terdapat perpustakaan yang koleksinya bisa dibaca-baca pengunjung. Hebatnya lagi, masjid ini pun sampai sekarang masih digunakan oleh masyarakat sekitar, baik untuk beribadah maupun untuk keperluan seperti pertemuan/musyawarah.

2. Rumah Gadang Koto Nan Ampek.
Rumah Gadang ini adalah kebanggaan lain masyarakat Koto Nan Ampek, karena bangunannya pun masih tetap dipertahankan keaslian dan keawetannya selama 200 tahun. Rumah ini sempat dipugar pada tahun 2007, namun Anda tetap bisa menikmati keotentikan rumah tradisional ini dari dekat.

Tips Mengunjungi Koto Nan Ampek
Jika Anda tertarik mengunjungi objek wisata perkampungan Koto Nan Ampek, ada beberapa tips berguna agar perjalanan Anda semakin berkesan:

1. Jika Anda menggunakan mobil atau kendaraan travel dari Bukittinggi, usahakan tidak berkunjung pada hari Sabtu.

2. Manfaatkan bendi untuk berkeliling Koto Nan Ampek, namun jangan lupa bernegosiasi dengan kusir sebelum naik.

3. Usahakan tidak berkunjung ke Masjid Gadang pada hari Jumat jika Anda ingin masuk ke dalamnya, karena masjid ini akan dipenuhi orang-orang yang melakukan kegiatan ibadah.

4. Jika Anda ingin mengunjungi Masjid Gadang dan ingin menjelajah ke dalamnya, bersiap-siaplah dengan mengenakan pakaian sopan (tanpa celana pendek atau pakaian seksi). 
 
 

Monumen Pdri Koto Tinggi Payakumbuh

Monumen PDRI Koto Tinggi Payakumbuh
Tugu Monumen paderi Koto Tinggi Payakumbuh adalah lambang perjuangan dari rakyat Payakumbuh dalam melawan penjajahan yang disebut Agresi militer Belanda II
Tugu Monumen PDRI Koto Tinggi Payakumbuh
Peninggalan sejarah dapat berupa banyak hal. Salah satunya adalah berupa bangunan. Ambil saja contoh dari Tugu paderi Koto Tinggi Payakumbuh. Yang menjadikan tugu tersebut spesial adalah mengenai fungsinya. Tugu tersebut difungsikan sebagai lambang dari perjuangan para tokoh pahlawan yang pernah berjuang untuk mempertahankan keutuhan NKRI, terutama dari agresi militer Belanda yang kedua. Ada sedikit pengetahuan sejarah yang perlu dipelajari, yang berkaitan dengan tugu tersebut. Pastinya semua orang perlu mempelajari secara menyeluruh mengenai sejarahnya. Tujuannya untuk mengenal lebih jauh monumen tugu tersebut, terutama untuk orang Minang.
Agresi Militer Belanda II
Tentu saja bila yang dibahas disini adalah mengenai Tugu pdri koto tinggi payakumbuh, sejarah yang berkaitan adalah mengenai agresi militer Belanda II. Awalnya agresi tersebut bermula di Kota Yogyakarta pada tahun 1948. Namun semua merebak ke Bukittinggi sebagai pusat pemerintahan darurat. Disana perlawanan masyarakat lokal terhadap penjajah amat intens sehingga menjadi salah satu peristiwa yang tak boleh dilupakan. Salah satu wujud apresiasinya adalah dengan pembangunan Tugu PDRI. Dari nilai sejarah, tugu tersebut dapat dijadikan simbol perjuangan
Pembangunan Tugu PDRI Koto Tinggi Payakumbuh
Pada pembangunan Tugu pdri koto tinggi payakumbuh, dapat dipastikan bahwa peletakkan batu pertama akan diselenggarakan pada kawasan Koto Tinggi. PDRI sendiri memiliki kepanjangan yaitu Monumen Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. Pembangunan tugu tersebut berada pada sebuah komplek yang mana juga terdapat beberapa bangunan lain yaitu masjid, museum, kampus, dan bangunan-bangunan lain. Proses dari pembangunan memiliki jangka waktu 3 hingga 4 tahun. Muslim Kasim sebagai wakil Gubernur dari Sumatera Barat juga sudah mengkonfirmasi hal tersebut.

Sedangkan untuk anggaran pembangunan dan pembuatan tugu PDRI, dana yang digunakan sekitar 200 miliar lebih. Penggunaan anggaran diperoleh baik itu dari APBD maupun APBN. Memang belum pasti seberapa banyak anggaran yang diperlukan. Akan tetapi sudah dapat dipastikan bahwa tujuan pembangunan tugu PDRI adalah untuk mengenang jasa pahlawan dalam berjuang melawan Belanda di Bukit Tinggi. Dengan adanya tugu tersebut, diharapkan pemerintah lokal dapat mengambil manfaat dari peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung
 
 

Gunung Sago Kab Lima Puluh Kota-Payakumbuh

Gunung Sago Kab Lima Puluh Kota-Payakumbuh
Gunung Sago di Kabupaten Lima Puluh Kota – Payakumbuh menyimpan banyak keindahan alam. Bagi yang berkunjung saat lebaran ada perayaan adat Bakajang

Bakajang dan Gunung Sago di Kabupaten Lima Puluh Kota – Payakumbuh

Gunung Sago di Kabupaten Lima Puluh Kota – Payakumbuh adalah gugusan gunung di pegunungan bukit barisan. Gunung Sago memiliki ketinggian 2261 meter dari permukaan laut. Gunung ini termasuk gunung api yang masih aktif dan terakhir meletus pada tahun 1600-an. Namun pada tahun 2008 terpantau aktivitas Gunung Sago oleh pusat geologi dan diperkuat oleh satelit Google.

Keindahan puncak GunungSago
Gunung Sago memiliki panorama alam yang patut untuk dikagumi. Gunung yang terletak di dua kabupaten ini dikenal juga dengan nama Gunung Malintang. Lokasi gunung ini dapat ditempuh dalam 5 jam perjalanan dari Kota Padang.

Gunung Sago memiliki danau di puncaknya yang bernama Danau Tingga. Danau ini memiliki air berwarna hijau dengan bau khas belerang. Danau ini sangat indah dan luas. Luas danau kurang lebih 1,5 km2. Danau Tingga di kelilingi oleh 3 puncak Gunung Sago.

Perayaan adat Bakajang di kaki Gunung Sago
Bagi yang ingin berwisata ke Kabupaten Lima Puluh Kota Payakumbuh sebaiknya memilih saat liburan Idul Fitri. Pada saat itu ada acara Bakajang yang digelar sekali dalam setahun. Bakajang berbentuk seperti kapal yang dibuat dari sampan berdinding triplek yang diberi lubang. Biasanya terdapat lima buah kajang dengan bentuk yang sama. Kajang tersebut diberi hiasan yang berbeda-beda. Ada juga kajang yang dihiasi dengan meriam dari bambu. Di dalam kajang tersedia ruang bagi penghulu, musik talempong dan hiasan-hiasan. Acara Bakajang digelar lima hari berturut-turut dan berlangsung secara bergilir dari satu jorong ke jorong yang lain

Substansi dari perayaan ini adalah mengunjungi penghulu yang berkedudukan di Istana. Istana yang dimaksud pada perayaan ini adalah musholla kecil yang ada di sepanjang pinggiran sungai. Acara yang digelar saat Bajakang yaitu pidato dan prosesi adat serta berbagai lomba yang berkaitan dengan air.
Bagi yang belum pernah pernah melihat Bakajang, sempatkan mampir untuk melihatnya. Selain melihat Bakajang, bisa juga mendaki Gunung Sago di Kabupaten Lima Puluh Kota Payakumbuh untuk melihat pemandangan alam di puncak gunung

 Objek Wisata Payakumbuh

Lembah Harau Payakumbuh

TEMPAT WISATA DI PAYAKUMBUH

Payakumbuh yang merupakan ibu kota dari kabupaten lima Puluh Kota, memiliki berbagai macam objek wisata yang patut di kunjungi salah satunya yang paling terpaforit yaitu objek wisata lembah harau yang mana objek wisata ini merupakan wisata alam berupa bukit batu dan air terjun, serta untuk mendukung kelengkapan objek wisata payakumbuh juga menyajikan beberapa objek wisata lainnya, dan berikut kami lampirkan link informasi objek wisata lengkap yang ada di kota Payakumbuh.

  1. Monumen Pdri Koto Tinggi Payakumbuh
  2. Restoran Pongek Situjuah Payakumbuh
  3. Sejarah Pacu Itiak di Payakumbuh
  4. Keunikan Alat Musik Talempong Batu Talang Anau
  5. Gunung Sago Kab Lima Puluh Kota-Payakumbuh
  6. Restoran Ayam Batokok-Pergaulan Payakumbuh
  7. Sate Siram Kuah Danguang Danguang Payakumbuh
  8. Objek Wisata Payakumbuh
  9. Kelok 9-Objek Wisata Alam Payakumbuh
  10. Objek wisata air terjun di Lembah Harau
  11. Objek Wisata di Payakumbuh
  12. Rumah Gadang Sungai Beringin-Lokasi Wisata
  13. Wisata Alam Gua Ngalau Indah-Payakumbuh
  14. Koto Nan Ampek Tujuan Liburan Berkesan di Sumatra Barat

 Wisata Alam Gua Ngalau Indah-Payakumbuh

Wisata alam di Payakumbuh Sumatera Barat memang sangat beragam. Salah satunya adalah Ngalau indah. Ngalau indah adalah sebuah tempat wisata yang berupa gua dimana kawasannya merupakan hutan hijau lindung. Udaranya pun sangat bersih sehingga sangat cocok bagi anda yang ingin terlepas sesaat dari kotornya udara perkotaan.

Wisata alam gua Ngalau Indah
Gua Ngalau Indah merupakan sebuah gua dengan pemandangan yang sangat indah dimana di dalamnya terdapat batu stalaktit dan juga stalagmit. Stalaktit dan stalagmit ini terbentuk dari prose alami yaitu pengendapan kapur selama ratusan tahun. Sebuah ukiran dan ornamen di tempat wisata ini sungguh sangat menakjubkan.

Ketika masuk ke dalam gua, anda akan merasakan udara yang sangat sejuk, segar dan sedikit basah. Di dalam gua ini juga terdpat ribuan kelelawar yang hampir tidak terlihat. Hanya suara-suaranya sajalah yang terdengar. Wisata alam di Ngalau Indah memang sangat menakjubkan karena anda bisa menyaksikan berbagai ornamen dan keindahan alam yang terbentuk secara alami.

Lokasi tempat wisata Ngalau Indah
Gua Ngalau Indah terletak di lereng perbukitan desa Payakumbuh dimana hal ini menambah keindahan pemandangan alam. Perjalanan menuju tempat wisata ini hanya membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam dari pusat kota Padang. Selama perjalanan, anda akan disuguhi pemandangan alam di sisi-sisi jalan dan jurang yang cukup dalam. Ketika sampai ke dalam gua, mata anda akan semakin dimanjakan dengan keindahannya.

Untuk sampai ke tempat ini, anda bisa menggunakan angkutan darat. Saat tiba di pintu masuk, maka anda akan disambut dengan sebuah patung yang mirip dengan gajah. Anda pun bisa duduk-duduk bersantai di tempat ini untuk menghilangkan rasa lelah. Berwisata alam ke Ngalau Indah akan lebih lengkap jika didampingi dengan seorang pemandu. Dengan adanya pemandu, akan banyak informasi yang bisa didapatkan.

Meskipun Ngalau Indah hanyalah sebuah gua, namun sepanjang perjalanan dan di dalam gua ini anda bisa menyaksikan keindahan alam yang sangat menakjubkan. Tidak ada salahnya jika mencoba tempat wisata yang terletak di Payakumbuh ini.

 Rumah Gadang Sungai Beringin-Lokasi Wisata

Kemegahan rumah asal minang bisa dilihat di Payakumbuh yaitu Rumah Gadang Sungai beringin. Lokasi wisata ini menjadi tempat favorit bagi para wisatawan.

Megahnya Lokasi Wisata Rumah Gadang Sungai Beringin

Rumah gadang adalah rumah adat dan merupakan ciri khas dari Sumatera Barat. Di Payakumbuh, terdapat sebuah rumah gadang yang sangat megah dan dikenal dengan nama Rumah Gadang Sungai Beringin. Rumah gadang yang sudah ada sejak dulu ini, kini menjadi lokasi wisata yang mampu memperkenalkan budaya Sumatera Barat ke daerah luar.

Lokasi dan transportasi
 
Lokasi wisata rumah gadang sungai beringin terletak di nagari Sungai Beringin, Kota Payakumbuh. Untuk menuju tempat ini, anda bisa menggunaka kendaraan apa saja.  Selain menggunakan kendaraan pribadi, akses ke tempat ini bisa ditemui dengan berbagai angkutan umum. Tarif ongkosnya sendri tidak terlalu mahal dan tidak lebih dari 5000 rupiah untuk kendaraan umum

Berwisata di Rumah Gadang Sungai Beringin
 
Banyak wisatawan yang mengunjungi lokasi wisata ini hanya sekedar untuk berfoto-foto atau menikmati keindahan dan kemegahan rumah ini. selain itu para wisatawan juga bisa belajar sejarah. Rumah gadang dengan ciri khas atapnya menjadi daya tarik yang tidak pernah habis bagi para wisatawan lokal maupun asing. 

Sebagai lokasi wisata yang cukup diminati, Rumah Gadang Sungai Beringin sangat terawat dan terjaga dengan baik. Halamannya sangat tertata apik dan selalu bersih. Tanaman-tanaman nan indah pun tumbuh subur di halamannya.

Tidak cukup sampai disitu, anda juga akan betah berlama-lama disini karena lokasi wisata yang satu ini terletak di daerah persawahan sehingga membuat kesan lebih alami dan udara yang sangat sejuk. Ketenangan akan bisa dirasakan bagi para pengunjungnya.

Kaunikan lain dari Rumah Gadang Sungai Beringin adalah adanya 9 buah tiang penyangga. Tiang-tiang ini menandakan bahwa di dalam rumah ini terdapat 9 buah ruangan seperti tempat penyimpanan, alat rumah tangga dan juga aula. Tak jarang pula masyarakat memanfaatkan aula untuk acara resepsi pernikahan.

Jika anda ingin melihat megahnya rumah adat Minangkabau, maka Rumah Gadang Sungai Beringin adalah jawabannya. Dengan tiket masuk hanya sebesar Rp 5000, anda bisa menikmati pemandangan dan suasana yang menenangkan. Lokasi wisata ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti tempat oleh-oleh dan sebagainya.

 Objek wisata air terjun di Lembah Harau

Lembah Harau berada di Payakumbuh dan merupakan lembah curam yang juga menghadirkan wisata air terjun. Berikut ini uraian mengenai objek wisata Lembah Harau.

Sumatera Barat memang tidak ada matinya sebagai wilayah yang banyak memiliki objek wisata. Tempat wisata kali ini berada di Payakumbuh yaitu Lembah Harau. Dari pusat Kota Payakumbuh, lembah ini bisa ditempuh dalam waktu 30 menit saja. Disini anda wajib mengabadikan Lembah Harau melalui kamera karena akan menjadi momen yang tidak akan terlupakan.

Objek wisata air terjun di Lembah Harau
Objek wisata Lembah Harau adalah sebuah tebing-tebing yang sangat terjal. Bahkan kemiringannya hampir mencapai 90 derajat. Jika anda berwisata ke tempat ini, ada 2 daerah wisata yang wajib dikunjungi yaitu sarasah bunta dimana terdapat 5 buah air terjun dan aka berayun yang terdapat 1 buah air terjun.

Wisata air terjun yang terdapat di Lembah Harau sangat menyenangkan. Jika anda ingin menikmati objek wisata air terjun yang masih alami, maka datanglah ke sarasah bunta. Namun jika anda ingin menikmati wisata air terjuan yang telah dibuat kolam sehingga sangat leluasa untuk berenang, berkunjunglah ke air terjun akan berayun.
Di tempat ini anda tidak hanya bisa berenang dan menikmati sejuknya air terjun saja, anda juga bisa menikmati berbagai fasilitas yang ada di resort yang telah disediakan. Selain itu juga ada sebuah kebun binatang kecil dengan hewan andalannya adalah kupu-kupu karena disini terdapat penangkaran kupu-kupu.

Kepercayaan di Lembah Harau
Bagi masyarakat sekitar, ada sebuah kepercayaan di Lembah Harau ini tepatnya di Air Terjun Serasah Bunta. Orang yang mandi dan berdoa disini, maka akan segera mendapatkan jodoh. Selain itu airnya dipercaya mampu mengobati jerawat dan beberapa penyakit kulit lainnya. Terlepas benar atau tidaknya, anda bisa mambuktikan sendiri di objek wisata Lembah Harau.
Sebagai objek wisata yang menunjukkan keindahannya, Lembah Harau juga menjadi surga bagi para pecinta olahraga panjat tebing. Dinding tebing yang curam dan terbentuknya relief secara alami, menjadi tantangan tersendiri bagi pemanjat tebing. Ketika sampai di puncak, maka rasa lelah akan hilang ketika bisa melihat hamparan pemandangan alam yang sangat indah.

Geografis

Posisi Geografis
Secara Geografis Kota Payakumbuh terletak pada posisi 00o – 10° sampai dengan 0o – 17’ LS dan 100° – 35’ sampai dengan 100° – 48’ BT. Tercatat memiliki luas wilayah + 80,43 Km2 atau setara dengan 0,19 persen dari luas propinsi Sumatera Barat dan berbatasan langsung dengan lima kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota.
Keadaan topografi Kota Payakumbuh bervariasi antara daratan dan berbukit dengan ketinggian 514 meter diatas permukaan laut. Suhu udara rata-rata 26o Celcius dengan kelembaban udara berkisar antara 45 persen sampai 50 persen.
Bila dilihat dari segi penggunaan tanah 34,45 persen tanah di Kota Payakumbuh merupakan tanah sawah, dan sisanya 63,3 persen berupa tanah kering. Tanah kering ini sebagian besar dimanfaatkan untuk bangunan sebesar 32,59 persen dan untuk usaha pertanian sebesar 32,42 persen, serta sisanya berupa tanah untuk hutan negara, semak belukar, dan lain-lain.
Letak kota Payakumbuh sangat strategis bila dilihat dari segi lalu lintas angkutan darat Sumbar-Riau. Kota Payakumbuh meruakan pintu gerbang masuk dari arah Pekan Baru menuju kota-kota penting di Propinsi Sumatera Barat. Berbagai jenis angkutan penumpang dan barang sangat ramai melewati kota ini pada waktu siang maupun pada malam hari.
Jarak kota Payakumbuh ke kota Pekan Baru 188 km dan dapat ditempuh selama + 4,5 jam perjalanan dengan angkutan pribadi, sedangkan jarak ke kota padang ejauh 124 km, dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi selama + 2,5 jam perjalanan.
Batas Daerah
Sebelah Utara         : Dengan Kecamatan Harau dan Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima puluh Kota.
Sebelah Selatan      : Dengan Kecamatan Luhak dan Kecamatan Situjuh Limo Nagari Kabupaten Lima Puluh Kota
Sebelah Barat          : Dengan Kecamatan Payakumbuh dan Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota

Sebelah Timur        : Dengan Kecamatan Luhak dan Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota.

Sejarah Payakumbuh

SEJARAH KOTA PAYAKUMBUH
Menurut sejarah asal nama Kota Payakumbuh terdiri dari dua kata yaitu Payo dan Kumbuah. Payo dalam bahasa Indonesia  berarti rawa-rawa dan kumbuh adalah sejenis tanaman yang dahulunya banyak tumbuh subur di daerah rawa di Kenagarian Koto Nan Gadang pusat kota sekarang. Asal nama tersebut dikenal dengan sebutan Payakumbuhyang kemuadian menjadi salah satu kota berkembang di Propinsi Sumatera Barat.
Sebagai bagian dari wilayah adat Minangkabau yang terdiri dari 3 luhak yang disebut luhak nan tigo yaitu : Nan Tuo Luhak Tanah Datar, Nan Tangah Luhak Agam dan Nan Bungsu Luhak Limo Puluah Koto, ketiga luhak ini kemudian masing-masingnya berkembang menjadi kabupaten dan kota.
Payakumbuh yang merupakan bagian dari Luhak Limo Puluah Koto yang terdiri dari 10 nagari dan 73 jorong yaitu :
  1. Nagari Koto Nan Gadang              terdiri dari 25 jorong
  2. Nagari Koto Nan Ampek               terdiri dari 22 jorong
  3. Nagari Sungai Durian                      terdiri dari 1 jorong
  4. Nagari Lampasi                                  terdiri dari 1 jorong
  5. Nagari Koto Panjang Lampasi      terdiri dari 1 jorong
  6. Nagari Tiakar                                      terdiri dari 3 jorong
  7. Nagari Aia Tabik                                terdiri dari 8 jorong
  8. Nagari Limbukan                              terdiri dari 5 jorong
  9. Nagari Payobasung                         terdiri dari 3 jorong
  10. Nagari Aur Kuning                            terdiri dari 4 jorong
Payakumbuh sejak zaman sebelum kemerdekaan telah menjadi pusat pelayanan pemerintahan dan kegiatan sosial Luhak Limo Puluah. Pada zaman pemerintahan Belanda, Payakumbuh adalah tempat kedudukan pemerintahan asisten residen yang menguasai lwilaayah Limo Puluah Koto yang disebut Afdeeling Limo Puluah Koto berkedudukan di Payakumbuh. Pada masa pemerintahan Jepang, Payakumbuh juga menjadi pusat kedudukanpemerintah Limo Puluah Koto.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 Payakumbuh ditetapkan sebagai kota kecil dan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1970 tanggal 17 Desember 1970, Kota Payakumbuh ditetapkan sebagai Daerah Tingkat II dengan wilayah pemerintahan sendiri. Tanggal dikeluarkannya Permendagri tersebut di atas kemudian ditetapkan sebagai HARI JADI KOTA PAYAKUMBUH.
Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1982, Kota Payakumbuh secara administratif terbagi atas 3 wilayah kecamatan dengan 73 kelurahan, yaitu Payakumbuh Barat dengan 31 kelurahan, Payakumbuh Timur dengan 14 kelurahan dan Payakumbuh Utara dengan 28 kelurahan. Ketiga kecamatan tersebut diresmikan oleh Gubernur Propinsi Sumatera Barat atas nama Menteri Dalam Negeri pada waktu itu diwakili oleh Sekretaris Daerah Drs. Soekarni pada tanggal 23 November 1988.
Pada tahun 2008 diadakan pemekaran wilayah kecamatan, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 12 dan 13 tahun 2008. Sehingga Kota Payakumbuh memiliki 5 kecamatan dengan 76 kelurahan, yaitu :

  1. Kecamatan Payakumbuh Barat dengan 22 kelurahan
  2. Kecamatan Payakumbuh Timur dengan 14 kelurahan
  3. Kecamatan Payakumbuh Utara dengan 25 kelurahan
  4. Kecamatan Payakumbuh Selatan dengan 9 kelurahan
  5. Kecamatan Lamposi Tigo Nagori dengan 6 kelurahan